Senin, 12 Maret 2012

MANAJEMEN PAKAN **



PEMBERIAN NPN
      Keistimewaan ruminansia: dapat memanfaatkan nitrogen bukan protein untuk memenuhi kebutuhannya akan protein
      Amoniasi atau pemberian urea banyak dilakukan pada ternak ruminansia
      Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian urea kepada ternak ruminansia:
  1. Pemberian urea harus disertai dengan pemberian pakan berenergi tinggi.
  2. Tunda atau batasi pemberian urea kepada pedet berbobot badan kurang dari 300 kg.
  3. 3. Biasakan bakalan yang baru datang dengan pakan penggemukan selama 3-4 mgg sebelum diberi urea.
  4. 4. Pastikan urea tercampur rata dengan pakan dan jumlahnya tidak boleh lebih dari 1/3 protein ransum (<33%).
  5. 5. Jumlah urea harus <1% jmlh ransum, <0,5% BK, atau <3% jmlh konsentrat.
  6. 6. Jumlah urea  <15% tipe suplemen protein, <5% bila menggunakan hijauan berkualitas rendah.
  7. 7. Jumlah protein :
    1 kg urea + 6,4-7,2 kg tongkol jagung giling = 5,4 kg kedelai giling atau
    1 kg urea + 5,4 kg jagung giling = 6,4 kg kedelai giling 

MENYUSUN RANSUM
      Prinsip: kandungan nutrien di dalam ransum sesuai dengan kebutuhan nutrien ternak.
      Ternak membutuhkan nutrien untuk: hidup pokok, pertumbuhan, produksi, reproduksi (ternak bibit).
      Tidak ada satu jenis bahan pakan pun yang kandungan nutriennya sesuai dengan kebutuhan ternak akan nutrien.
      Maka peternak perlu menyusun ransum yang seimbang.

Beberapa hal untuk dipahami dalam menysusun ransum
  1. Konsentrat (bebijian) adalah sumber energi.  Jumlah energi dalam ransum tidak <3% atau >5% dari kebutuhan ternak.
  2. Suplemen protein digunakan untuk meningkatkan kandungan protein ransum.  Pemberian protein tidak boleh >5% dari kebutuhan ternak karena protein sangat mahal.
  3. Nisbah Ca:P = 1:1 atau 2:1.  Garam dapur: 0,5-1% total pakan.
  4. Tambahkan vitamin A terutama bila proporsi hijauan rendah.
  5. Untuk sapi penggemukan: tambahkan lemak 2,0-3,0%, molases 5-8% total ransum. 
  6. 1 kg dari 40-44% supplemen PK setara dengan 2,72 kg leguminosa, artinya suplemen PK dapat diganti dengan pemberian leguminosa
  7. Hijauan kasar berkualitas dapat digunakan untuk menyuplai semua kebutuhan nutrien ternak ruminansia
  8. Konsentrat seringkali hanya dibutuhkan ternak pada sepertiga akhir masa kebuntingan, pada ternak kerja, atau untuk memproduksi susu atau lemak.
  9. Jumlah ransum untuk sapi potong (BK): 2-3% BB, bila hanya dari hijauan 5-7%.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam menyusun ransum
  1. Sediakan bahan pakan yang akan digunakan beserta kandungan nutrien berdasarkan hasil analisis proksimat.
  2. Ketahui kelas, umur, produksi, dan kondisi fisiologis ternak serta kebutuhan nutriennya untuk hidup pokok, pertumbuhan, dan produksi
  3. Ketahui data kebutuhan ternak akan nutrien. 
  4. Tentukan dasar penyusunan ransum: energi, protein, TDN.
  5. Ketahui batas aman penggunaan tiap bahan pakan. 
  6. Usahan bahan pakan yang digunakan terdiri atas bahan nabati dan hewani untuk saling menutupi kekurangan nutrien yang dibutuhkan.


Pemberian pakan
·         Berikan pakan yang masih segar.  Pakan yang berada di dalam palungan lebih dari 12 jam akan basi, apek, dan berjamur.
·         Pakan basi menyebabkan penurunan konsumsi.
·         Penurunan konsumsi pakan sebanyak 1% bisa menyebabkan penurunan PBB sebanyak 1,5-2%.
·         Untuk menjamin kesegaran pakan, lakukan pemberian pakan 2 x sehari. Sisa pakan dibersihkan sebelum pakan baru diberikan.
·         Idealnya, ternak sudah diberi pakan baru kira-kira setengah jam setelah pakan sebelumnya habis.  

Faktor untuk dipertimbangkan saat pemberian pakan
  1. Kondisi ternak.  Ternak yang baru tiba di lokasi peternakan biasanya kehilangan nafsu makan sebelum dia beradaptasi.  Ternak kurus akan lebih cepat mengonsumsi pakan dibandingkan ternak gemuk. 
  2. Umur.  Pedet dan sapi berumur 1 tahun cenderung mengonsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan BB.  Sapi yang sudah tua seringkali mengonsumsi pakan lebiih banyak dari kebutuhannya berdasarkan BB. 
  3. Bangsa sapi.  Pada dasarnya tidak ada perbedaan mengonsumsi pakan diantara bangsa sapi potong berbeda. 
4.   Jenis kelamin.  Sapi jantan kastrasi (steer) mengonsumsi pakan 5-10% lebih banyak daripada sapi dara (heifer) berBB sama. 
  1. Tipe ransum, terutama berkaitan dengan kandungan energi, kadar air, dan serat kasar.
  2. Kondisi lingkungan.  Konsumsi akan menurun bila terjadi perubahan suhu lingkungan yang sangat ekstrim.  Pada kondisi nyaman, konsumsi cenderung meningkat.

2 komentar: