1.1.3. Sapi Tipe Perah
Sapi perah adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan memproduksi air
susu dalam jumlah yang cukup banyak. Sapi perah pada umumnya mempunyai
bentuk tubuh bagian belakang melebar kesegala arah sehingga terdapat
kebebasan untuk pertumbuhan ambing atau mempunyai bentuk trapesium.
Jenis sapi perah anbtara lain:
• Sapi Friesian holstein (FH)
• Sapi Grati
• Sapi Jersey
• Sapi Sahiwal
• Sapi Brown swiss
• Sapi Guernsey
• Sapi Ayrshire
• Australian Illawara Shorthorn
• Sapi Autralian Milking Zebu
1.1.3.1. Sapi FH
Sapi FH sangat populer sebagai sapi perah. Pertama dibawa dari pulau
Fries Land barat Belanda dan sebagian dari Australia serta Selandia
baru, Amerika, Kanada, dan Jepang. Warnanya putih dan hitam dan sangat
disukai peternak. Sapi FH memiliki performansi yang baik sebagai
penghasil daging dan susu. Distribusinya sebagian di dataran tinggi (700
m di atas permukaan laut) dengan temperatur antara 16-23ยบ C, lembab dan
basah di pulau Jawa.
Sapi Holsteins dapat dikenali dengan cepat dari warnanya yaitu putih dan
hitam/merah serta produksi susunya yang tinggi. Berat pedet yang baru
lahir dapat mencapai 45 kg, berat dewasa dapat mencapai 750 kg dengan
tinggi 58 inchi.
Sapi dara dapat dikawinkan pada umur 15 bulan, jika berat badan sudah
mencapai 400 kg, diharapkan umur pada waktu pertama kali melahirkan
antara 24-27 bulan. Lama kebuntingan sekitar 9 bulan. Dengan lama
produksi sekitar 6 tahun.
Produksi susunya di Amerika 8.000 liter dengan lemak 330 kg dan protein
275 kg per ekor per tahun. Di Indonesia produksi susu masih rendah,
pertahun berkisar 3.000 liter.
1.1.3.2. Sapi Grati
Sapi grati merupakan hasil persilangan sapi FH dengan sapi Jawa-ongole.
Sapi Grati dikembangkan di dataran rendah di daerah Grati, Jawa Timur.
Populasi sapi Grati sekitar 10.000 ekor.
1.1.3.3. Sapi Jersey
Sapi Jersey berasal dari pulau Jersey di Inggris, digunakan sebagai
penghasil susu. Ukuran sapi kecil berkisar 360 sampai 540 kg untuk sapi
betina dan 540 sd 820 kg untuk sapi pejantan. Kandungan lemak susu pada
susu sapi jersey tinggi. Jenis sapi ini belum ada di Indonesia. Warna
sapi bervariasi dari abu-abu terang sampai hitam. Paha, kepala dan bahu
sapi warnanya lebih gelap daripada warna tubuhnya.
1.1.3.4. Sapi Sahiwal Cross (pakan). Holstein murni
memang kurang nyaman bila Habitat asli sapi Holstein di dipaksa tinggal
dan bermukim Holland memang beda di negeri kita. Kalau dipaksa, dengan
kondisi Indonesia. tentu bisa bertahan hidup, Kondisi disini mencakup:
karena Holstein memang iklim, fauna dan vegetasi punya daya adapatasi
yang sebagai pensuplai nutrisi cukup baik.
Untuk di Indonesia, sapi perah biasanya dipelihara dengan penyediaan
pakan yang tidak maksimal. Penyediaan rumput berkualitas rendah tidak
cukup untuk mensuplai kebutuhan energi untuk hidup pokok. Setelah
kebetuhan hidup pokok terpenuhi maka ternak baru akan menggunakan suplai
energinya untuk memproduksi susu. Jadi ada korelasi yang sangat
signifikan antara pakan dan poduksi susu disamping dukungan faktor
genetik. Max Dowell, ahli genetik sapi perah dari Cornell menyarankan,
sapi perah yang cocok dengan iklim Indonesia dengan mengawinsilangkan
sapi FH dengan sapi perah daerah tropis, misalnya sapi sahiwal dari
India. Kapasitas produksi Holstein silangan ini tentu tidak sebagus
Holstein aslinya, tapi sapi hybreed ini kampiun dalam mempertahankan
diri terhadap sengatan panas dan kelembaban yg tinggi, tahan terhadap
serangan serangga dan parasit. Mikroba rumen yang hidup di dalamnya juga
mampu mencerna vegetasi yang khas untuk daerah tropis, yang notabene
mengandung serat kasar dan lignin yang tinggi. Ukuran tubuhnya yang
lebih ramping, juga lebih pas untuk daerah tropis. Berat sapi dewasa
sekitar 300-400 kg, berat lahir 18-23 kg. Produksi susu pertahun 1.800
kg, dengan lama laktasi 220 hari, dewasa kelamin pada umur 16 bulan.
Contoh gambar sapi Sahiwal betina dan jantan tertera pada Gambar 25 dan
26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar