Rabu, 17 Oktober 2012

ANALISA SERAT KASAR

ANALISA SERAT KASAR
 PRINSIP
Ekstraksi sampel dengan asam  dan basa encer dapat  memisahakan serat kasar yang terdapat di dalam sampel dari bahan lain.
              Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam sulfat (H2SO4 1,25%) dan natrium hidroksida (NaOH 3,25%). Sedangkan serat makanan adalah bagian dari bahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan

DASAR TEORI
                  Peran utama dari serat dalam makanan adalah pada kemampuannya mengikat air, selulosa dan pektin. Dengan adanya serat, membantu mempercepat sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan untuk disekresikan keluar. Tanpa bantuan serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus dan mengalami kesukaran melalui usus untuk dapat diekskresikan keluar karena gerakan-gerakan peristaltik usus besar menjadi lebih lamban.
              Istilah dari serat makanan (dietary fiber) harus dibedakan dengan istilah serat kasar (crude fiber) yang biasa digunakan dalam analisa proksimat bahan pangan. Serat kasar adalah bagian dari pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan kadar serat kasar yaitu asam sulfat (H2SO4 1,25%) dan natrium hidroksida (NaOH 3,25%). Sedangkan serat makanan adalah bagian dari bahan yang tidak dapat dihidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan.
              Mutu serat dapat dilihat dari komposisi komponen serat makanan, dimana komponen serat makanan terdiri dari komponen yang larut (Solube Dietary Fiber, SDF), dan komponen yang tidak larut (Insoluble Dietary Fiber, IDF). Serat yang tidak larut dalam air ada 3 macam, yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Serat tersebut banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan. Sedangkan serat yang larut dalam air adalah pectin, musilase, dan gum. Serat ini juga banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan sereal. Sedangkan gum banyak terdapat pada akasia.

                                berat akhir – kertas
          Serat kasar = ————————   X 100%
                                      Sampel awal    
• Alat
o Neraca analitik
o Spatula
o Erlenmeyer 500 mL
o Pipet volume 50 mL
o Pendingin tegak
o Hot plate
o Corong buchner
o Kertas saring
o Pompa
o Beaker glass
o Batang pengaduk
o Oven
o Cawan petri

Bahan
o Sample kering (1 gr )
o aceton
o H2SO4 1,25%
o NaOH 3,25%
o Etanol 96%
o Aquadest


PROSEDUR
  1. masukan sampel 10-15 gram kedalam cawan dan di oven sampai kering
  2. sampel yg sudah kering dihaluskan  kemudian  ditimbang dg berat 1 gram
  3.  masukan ke dalam erlenmeyer 500 mL.
  4.   Menambahkan 50 mL larutan H2SO4 1,25%, dan mendidihkannya selama 30 menit dengan menggunakan pendingin tegak.
  5.  Menambahkan 50 mL NaOH 3,25% dan mendidihkannya lagi selama 30 menit.
  6.  Menyaring larutan dalam keadaan panas dengan menggunakan corong buchner yang berisi kertas saring tak berabu yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya.
  7.  Mencuci endapan yang terdapat pada kertas saring berturut-turut dengan H2SO4 1,25%  dan aceton
  8.  Mengangkat kertas saring beserta isinya
  9.  mengeringkannya di dalam oven pada suhu 1050C dan mendinginkan kedalam deksikator dan menimbangnya sampai bobot tetap.

 
ü 
ü  
ü   
ü  
ü  

3 komentar: